OPINI KADER
KESENJANGAN PENDIDIKAN ADALAH MASALAH BERSAMA
Oleh : Muhammad Ade
Apa yang membuat sebuah negara dan bangsa Maju
dan sejahtera ? Apakah dengan dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya ?
Singapura hanya memiliki luas 710 km2 dan berpenduduk 5
juta jiwa, tetapi singapura menjadi salah satu negara di Asia yang maju. Cina
yang areanya 9.7 juta km2 dan berpenduduk 1.4 Milyar jiwa, juga menjadi
sebuah negara yang maju.
Lalu bagaimana dengan letak geografisnya ?
Norwegia, Swedia, Denmark dan Finlandia yang dingin membeku di kutub utara,
tetapi menjadi sekumpulan negara Skandinavia sejahtera. Pun secara geologis,
Jepang yang berada pada area Gempa dan Tsunami, tercatat sebagai negara yang
mampu mengelola diri menjadi salah satu yang termakmur di Asia. Dan mampu
menciptakan berbagai teknologi yang bermanfaat bagi umat manusia umumnya.
Sistem politik dan pemerintahan ? juga tidak
menjadi Faktor utama keberhasilan sebuah negara, Demokratis, otoriter, liberal,
sosialis, komunis, monarki, republic, hal tersebut pun tak menjadi bahan
penunjang bagi kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara. Atau ingin
mecoba hal baru dengan menerapkan sistem “Aristokrasi” yang di gagas oleh
Aristoteles ? lalu apa yang menjadi faktor utama kemajuan sebuah negara ?.
Bahkan kekayaan atau kecukupan sumber daya alam
pun tidak bisa menjadikan sebuah negara menjadi maju dan sejahtera. Afrika
contohnya, dengan sumber daya alam emas dan intan yang yang melimpah namun
rakyatnya tetap saja lapar dan miskin. jauh sekali dari kesejahteraan
dengan berkalobrasinya kapitalis asing dan penguasa lokal. habis
lah
Lalu apa yang menjadi Determinant
Factor dari keberhasil tujuan, kemakmura, kesejahteraan bahkan
kemajuan negara ? (Baca : Bintang Arasyi, yang ditulis oleh Said Munuruddin)
Sumber daya manusia (SDM) lah yang menjadi
Faktor penentu kemajuan dan kesejahteraan sebuah negara. dengan adanya SDM yang
mumpuni disetiap bidangya, bukan tidak mungkin sebuah negara kan menjadi maju
dan sejahtera rakyatnya.
Disinilah peran penting dari pendidikan,
pendidikan merupakan sebuah tonggak awal kemajuan sebuah negara. Pendidikan
yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat indonesia. Bagaimana kita bisa
mengahadapi tantangan global mendatang (Industry 4.0 dan Society 5.0) sedangkan
pendidikan di Indnesia sendiri tidak terjamah oleh semua Masyarakatnya.
Pada dasarnya yang membuat seorang manusia
bertranformasi menjadi insan yang canggih adalah dengan mengkonsumsi pendidikan
dasar terlebih dahulu, hal tersebut dapat dikatakan sebuah pijakan awal bagi
anak untuk melanutkan pijak-pijakan selanjutnya, sepert melanjutkan ke
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang merupakan suatu proses
transformasi yang membuat sumber daya manusia itu menjadi sumber daya manusia
yang Multi-Intelligence dan dapat berdaya saing. Itupun jika
sungguh-sungguh
Terlebih lagi dengan fakta kondisi
pendidikan dasar di Indonesia pada dewasa ini yang sangat memprihatinkan,
dimana masih banyak anak-anak yang putus sekolah akibat kekurangan biaya dan
berbagai masalah lainnya untuk melanjutkan jenjang pendidikannya.
Sudah menjadi hal yang lumrah bagi msayarakat
Indonesia pada khususnya, masyarakat dunia pada umumnya dalam perjalanan
kehidupannya untuk mengenyam pendidikan dasar, yang sebagaimana dalam pasal 17
ayat (2) PP No. 2 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pendidikan dasar berbentuk:
1. SD/MI/bentuk
lain yang sederajat
2. SMP/MTS/bentuk
lain yang sederajat
Lalu jika kita bandingkan dengan realitas sosial
pendidikan hari ini, masih banyak anak yang putus sekolah karna kekurangan
biaya dan masalah lainnya.
Dikutip dari CNN dalam Pusat Studi Kependudukan
dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, Mengumumkan hasil penelitian Hasil
Bantuan Siswa Miskin Endline di Sumatera Utara, Jawa Barat, JawaTimur, Nusa
Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Hal yang menarik adalah.Sebanyak 47,3 %
responden menjawab tidak bersekolah lagi karena masalah biaya, kemudian 31 %
karena ingin membantu orangtua bekerja, serta 9.4 % karena ingin melanjutkan
pendidikan nonformal seperti pesantren atau mengambil kursus keterampilan
lainnya. dari sini kita bisa melihat bahwa kekurangan biaya masih berada di
posisi atas
Mereka yang tidak dapat melanjutkan sekolah ini
sebagian besar berijazah terkahir Sekolah Dasar (SD) sebanyak 42.1% dan tidak
memiliki ijazah (30,7%)
Peniliti PSKK UGM, Triyastuti Setia ningrum
S.I.P M.Sc. mengatakan dalam Focused Group Discussion Pendidikan
merupakan Investasi Modal manusia (Human Capital Invesment) dan
pemerintah seharusnya memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap hal ini.
Terlebih dalam merespons perubahan komposisi demografi mendatang
Dalam hal ini, kita tak perlu lagi membuat
penyangkalan bahwa memang benar Kesenjangan pendidikan itu masalah serius di
Indonesia. kita sudahi penyangkalan-penyangkalan dalam hati kita hari ini.
Seperti yang saya kutip di atas, bahwa pendidikan adalah Human
Invesment, Investasi ini tidak hanya berlaku untuk individu saja, tapi
bisa menjadi salah satu bagian kemajuan negara atau salah satu kepingan Puzzle dari
kemajuan sebuah negara
Bahkan walaupun dalam kosntitusi Negara
Republik Indonesia atau hukum dasar dalam penyelenggaraan sebuah negara sudah
menetapkan tepatnya pada pasal 31 ayat (2) bahwasanya Pendidikan dasar
merupakan kewajiban warga negara, dengan adanya kalimat "Setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar......" dan pendidikan dasar juga
merupakan kewajiban pemerintah untuk memenuhinya dengan adanya kalimat
"....dan pemerintah wajib membiayainya".
Kita bisa melihat bahwa sebenarnya ada dua hal
yang penting dari pasal 31 ayat (2) UUD 1945, Pertama, kesadaran
masyarakat dalam memnuhi kewajibannya yaitu, mengenyam pendidikan dasar dan
yang Kedua, dan kemampuan pemerintah dalam mengelola anggaran
demi terpenuhinya kewajibannnya dan kewajiban Warga negara Indonesia.
Bukan saja dalam Pasal UUD 1945 yang membahas
terkait pendidikan ini, dalam pembukaan pun yang termasuk dalam Batang tubuh
konstitusi telah dimaktubkan tentang "mencerdaskan kehidupan
bangsa"
Dr. Ni'matul Huda dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Negara mengatakan bahwa tujuan dari negara
indonesia adalah salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa. Beliau juga
mengatakan bahwa tujuan tersbeut adalah tujuan positif.
Meski begitu hukum dasar yang biasa diartikan
sebagai nilai atau norma yang disepakati justru berbanding terbalik dengan
tindakannya. dalam tindakan tujuan tersebut seperti tidak disepakati.
Hal yang sangat mengecewakan dapat terjadi jika
dengan sungguh memperhatikan pendidikan di Indonesia saat ini dengan apa yang
menjadi tujuan dan apa yang terjadi. Dassein Dassolein orang
biasa menyebutnya
Pendidikan yang merata dan bisa dienyam oleh
kelas masyarakat manapun dapat mendogkrak Indonesia seabagai neagara yang
sejahtera dan makmur.
Dengan pendidikan dasar yang merata maka
Indonesia bisa memiliki sumber daya manusia yang dapat melanjutkan jenjang
pendidikannya guna proses transformasi menjadi manusia yang hebat dan canggih,
manusia-manusia yang bisa membawa perubahan terhadap negri yang tercintai ini.
Diantara anak-anak itu pasti ada yang
mempunyai potensi untuk membawa negri menjadi negri yang maju bukan negri yang
berkembang, tetapi jika pendidikan dasar saja mereka tidak bisa menikmatinya
bagaimana bisa dia mendapatkan jenjang lebih tinggi sebagai bekal mereka untuk
membuat perubahan di negri yang sama-sama kita cintai ini
Maka dari itu pemerintah pada hari ini hendaknya
lebih bersungguh-sungguh dan konsen dalam memperhatikan kesenjangan pendidikan
yang terjadi di negri kita ini.
Membuat suatu kebijakan atau program yang
efektiv dan cepat memang tidaklah mudah, tetapi mencari solusi yang hebat
merupakan salah satu fungsi dari pemerintah
Seperti yang kita ketahui bahwa kemajuan negara
ini meruapakan cita-cita para pendiri bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia,
seperti yang disampaikan diatas bahwa sumber daya manusia adalah salah satu
komponen yang kuat untuk kemajuan bangsa dan negara atau yang mempunyai andil
besar dalam proses tersebut
hendaklah pemerintah memperhatikan hal-hal yang
lebih penting demi kesejahteraan negara, dibanding debat kusir yang terus
dilakukan para Elite politik dan tidak membuahkan hasil atau
yang terus berfikir tanpa henti bagaimana perutnya selalu terisi sampai-sampai
rela melakukan perbuatan yang biasa disebut dengan Extraordinary
Crime (Korupsi). Dan lebih memikirkan bagaimana pendidikan di
Indonesia bisa dikonsumsi semua masyarakat yang berada di Indonesia.
Masyarakat pun harus bangun dari tidur
panjangnya terkait problematika pendidikan yang kita alami hari ini. Bukan
hanya meminta hak nya, tetapi menjalankan kewajibannya juga sebagai warga
negara. kesadaran dari dua pihak adalah hal yang penting. Seperti yang
dikatakan Said Munruddin dalam bukunya yang berjudul Bintang Arasy, "Kualitas
Pemimpin dan Rakyat merupakan Sumber daya Insani, kualitas
pemimpin dan rakyatnya, yang menjadi kunci kemajuan sebuah bangsa."
kualitas dari dua segmen ini lah yang menjadi kunci katanya. Dan kualitas ini
harus dimulai dari kesadaran kita sendiri.
Mantap ni.
BalasHapusWahhhh nampaknya saya bakalan sekolah SD kembali agar saya paham apa artinya blokade pendidikan kota dan kampung
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWah saya banyak banyak belajar nih biar bisa jadi seperti kanda - kanda yang mumpuni dalam menukis ini
BalasHapus